#menubar{ width:900px; height:32px; background:#de360f; margin: 0 auto; } #menubar ul{ float:left; margin:0; padding:0; } #menubar li{ float:left; list-style:none; margin:0; padding:0; } #menubar li a, #menubar li a:link{ border-right:1px solid #F0512D; float:left; padding:8px 12px; color:#fff; text-decoration:none; font-size:13px; font-weight:bold; } #menubar li a:hover, #menubar li a:active, #menubar .current_page_item a { color:#ffa500; text-decoration:underline; } #menubar li li a, #menubar li li a:link, #menubar li li a:visited{ font-size: 12px; background: #de360f; color: #fff; text-decoration:none; width: 150px; padding: 0px 10px; line-height:30px; } #menubar li li a:hover, #menubar li li a:active { background: #F0512D; color: #ffa500; } #menubar li ul{ z-index:9999; position:absolute; left:-999em; height:auto; width:170px; margin-top:32px; border:1px solid ##F0512D; } #menubar li:hover ul, #menubar li li:hover ul, #menubar li li li:hover ul, #menubar li.sfhover ul, #menubar li li.sfhover ul, #menubar li li li.sfhover ul{ left:auto } #menubar li:hover, #menubar li.sfhover{ position:static }

Minggu, 29 September 2013

My Destiny

My Destiny

Assalamualaikum Wr. Wb.
     Dengan menyebut asma Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Alhamdulillah saya masih diberikan amanah untuk menjaga umur selama 19 tahun ini. Batapa ruginya jika umur kita ini dipergunakan untuk sesuatu yang tidak bermanfaat. Karna sesungguhnya waktu yang kita miliki di dunia ini hanya sebentar, sementara, takan abadi. Kadang waktu itu tidak terasa karena begitu cepat berlalu, begitu juga dengan saya, tidak terasa sudah hampir tiga semester saya kuliah di sini.
     Oh iya, saya hampir lupa memperkenalkan diri. AGUNG HERDIANA SETIAWAN, itulah nama yang diberikan orang tua kepada saya. Saya lahir di SUKABUMI, 29 Juni 1994. Rumah saya bertempat di Kampung Cisalak Rt.19 Rw.007 Desa Kalapanunggal Kecamatan Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi, yaaa sebenarnya itu rumah orang tua saya. Sekarang saya kuliah di SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI (STIKESMI) jurusan S1 Keperawatan.
     Setelah saya kuliah di STIKESMI, banyak sekali pertanyaan yang menggentayangi diri saya tentang Kenapa saya bisa masuk STIKESMI? STIKESMI kan swasta?Kenapa tidak perguruan tinggi lain yang negri saja?Kan masih banyak perguruan tinggi yang lebih bagus dari STIKESMI? Kenapa harus STIKESMI? Kenapa?? Kenapa yaa..? Tak henti-hentinya pertanyaan terus bermunculan, hingga saya menemukan jawabannya.
     Pertanyaan-pertanyaan di atas akan kalian temukan jawabannya setelah kalian menyimak cerita dibawah. Sekarang saya ceritakan terlebih dahulu perjalannya hingga saya bisa masuk STIKESMI. Kita Flashback dulu ke masa putih abu saya. Saya bukan dari SMA, melainkan dari MAN yaitu MAN CIBADAK. Memang agak jauh jaraknya dari rumah saya, yaa... sekitar satu jam lah. Singkat cerita, saya masuk jurusan ipa. Setelah saya memasuki kelas 3 atau lebih tepatnya XII IPA 2, disitulah mulai muncul pemikiran tentang masa depan pendidikan saya, karena setelah saya lulus nanti dari MAN, saya ingin melanjutkan pendidikan saya ke perguruan tinggi.
     Ketika kami sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan untuk Ujian Nasional dan ada juga yang sudah mempersiapkan diri untuk mencari institusi mana yang akan mereka pilih. Sedangkan saya hanya bisa menyaksikan kesibukan mereka yang sudah mulai memilih institusi yang mereka inginkan. Banyak juga teman-teman saya yang mempersiapkan dirinya agar bisa mendapatkan beasiswa untuk masuk ke perguruan tinggi negri maupun swasta. Hanya saya yang masih terlilit oleh kebingungan-kebingungan yang melanda. Saya berkata kepada diri saya sendiri. “Ayo cepat tentukanlah pilihanmu darisekarang, jangan sampai tertinggal sama orang lain”. Mungkin saya terlalu lama berfikir atau apalah itu. Kemudian saya bertanya pada diri sendiri. “Kamu punya bakat apa? Apa yang kamu bisa?”. Kadang saya merasa sebagai multi talent yang segala bisa, tapi saya pikir-pikir lagi ternyata masih terlalu jauh untuk bisa di sebut multi talent. Kemudian sedikit tersirat dalam fikiranku saya mempunyai sedikit bakat, mungkin kalau disebut bakat agak kurang cocok, lebih tepatnya sedikit mengetahui tentang “art” dan “Teknologi(komputer)”. Nah setelah saya menemukan dua bidang tadi, kebingungan saya sudah mulai berkurang karena saya berfikir ketika saya lulus nanti, saya akan kuliah dengan jurusan antara dua bidang tadi.
     Sekarang saya tinggal bilang sama orang tua saya, jikalau saya kuliah saya akan mengambil salah satu dari ke dua bidang yang sudah saya pikirkan. Alhamdulillah orang tua terutama ayah saya setuju-setuju saja kalau saya memilih bidang “Teknologi (Komputer)”, namun ibu saya memberikan saran agar saya memilih jurusan di bidang kesehatan dengan mengutarakan alasan-alasan berikut contoh jikalau saya memilih bidang kesehatan. Memang saran ibu saya ini hampir sejalan dengan cita-cita saya ketika masih kecil yaitu menjadi Dokter. Tetapi bukan menjadi dokter yang ibu saya sarankan melainkan menjadi perawat karena kalau untuk menjadi dokter tau sendiri lah, harus punya kemampuan yang cukup dan biayanya pun tidak sedikit, mungkin itu alasanya mengapa tidak memilih kedokteran, disamping alasan itu mungkin Allah swt belum mengijinkan, karena saya yakin bahwa Allah swt lebih mengetahui apa yang terbaik untuk hambanya.
     Kembali ke sekolah saya MAN CIBADAK, teman-teman yang sudah mempersiapkan matang-matang untuk masuk ke perguruan tinggi khususnya negri sudah mulai melakukan pendaftaran dan memenuhi syarat-syaratnya. Sama halnya teman-teman yang mendaftarkan diri untuk mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi. Setelah mereka mengikuti seleksi atau sering di sebut SNMPTN yang sekarang berubah menjadi SBMPTN dan yang mengikuti seleksi untuk mendapatkan beasiswa. Saya hanya bisa memberikan semangat pada mereka, walaupun sebenarnya saya ingin seperti mereka. Alhasil, mereka yang mengikuti seleksi tersebut sebagian besar mereka diterima diperguruan tinggi negri walaupun ada beberapa orang yang gagal. Saya bangga pada teman-teman yang sudah diterima di perguruan tinggi yang mereka inginkan, ada sedikit rasa iri ingin seperti mereka. Tatapi sekali lagi saya berpikir itu bukan jalan saya, inilah jalan yang diberikan oleh Allah swt untuk saya.
     Sayapun terus maju mengikuti saran dari orang tua kepada saya yaitu memilih jurusan Keperawatan. Setelah saya mencari-cari perguruan tinggi mana yang akan saya pilih, konon katanya di kota Sukabumi ada Sekolah tinggi yang ada jurusan Keperawatannya yaitu STIKESMI. Tanpa menunggu lama, saya berunding lagi dengan orang tua, bagaimana kelanjutan rencana kuliah yang akan saya pilih. Ternyata pikiran saya dengan orangtua sejalan, mereka menyuruh saya untuk masuk ke Sekolah tinggi Kesehatan yang ada di sukabumi tiada lain tiada bukan STIKESMI. Lagi-lagi saya berfikir mungkin Ini jalan yang Allah berikan lagi untuk saya.
     Ceritanya saya sudah melaksanakan Ujian Nasional, saya langsung melakukan pendaftaran dengan ibu saya langsung mendatangi kampus STIKESMI tersebut. Ya walaupun dalam hati kecil saya ada rasa sedikit terpaksa masuk ke STIKESMI ini karena sebenarnya ini tidak sesuai dengan keinginan murni saya sendiri, tapi saya mencoba menerimanya dengan lapang dada. Setelah sampai di kampus STIKESMI yang beralamat di jalan Karamat, saya memasuki ruang pendaftaran. Dan anehnya, saya ternyata pendaftar nomor satu, berarti belum ada yang daftar sama sekali. Kelihatannya, seakan-akan saya paling ngebet untuk masuk STIKESMI, padahal tidak seperti itu.
     Beberapa Minggu kemudian, saya mengetahui bahwa ada beberapa teman saya juga dari MAN CIBADAK yang mendaftar ke STIKESMI sebanyak empat orang yang saya tau, tiga orang perempuan dan satu laki-laki. Padahal ke tiga orang perempuan itu teman sekelas saya, yang laki-laki teman saya juga tapi beda kelas.
     Kemudian kami berlima datang lagi ke STIKESMI untuk melakukan testing. Testing pun selesai dilaksanakan,kami berlima berharap semuanya lolos dari testing tersebut. Namun fakta berkata lain, yang lolos hanya tiga orang termasuk saya. Dua teman saya laki-laki dan perempuan, mereka kurang beruntung. Padahal teman saya yang laki-laki itu dia ingin sekali masuk STIKESMI,di banding dengan saya mungkin bisa dibilang setengah hati saya ingin masuk STIKESMI. Tapi apa daya tangan tak sampai, keputusannya seperti itu dia tidak bisa malakukan apa-apa lagi. Mungkin inilah yang namanya TAKDIR, jalah hidup seseorang itu sudah ditentukan.
Karena ketika saya lahir ke dunia ini, tak pernah terlintas sedikitpun dalam benak, bahwa saya nanti akan kuliah di STIKESMI ini. Untuk yang kesekian kalinya saya berfikir kembali, bahwa ini jalan terbaik yang allah berikan dan saya harus menjalankannya dengan penuh rasa ikhlas, sabar, tawakal dan yang pasti kita harus banyak-banyak bersyukur karena kita masih bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, karena di luar sana masih banyak orang-orang yang belum tentu seberuntung kita, jangankan untuk kuliah, untuk lulus SMP atau SMA mereka tidak mampu, bahkan mungkin ada juga untuk lulus SD pun mereka kesulitan.
Setelah saya ceritakan semua ini, pertanyaan-pertanyaan di atas sudah sedikit terjawab ya?. Saya tekankan lagi sekali lagi, sebenarnya pertanyaan-pertanyaan diatas jawabannya simpel saja.
Pertama Kenapa saya bisa masuk STIKESMI?Jawaban yang paling tepat adalah TAKDIR yang sudah Allah tentukan untuk saya, itulah jalan yang harus ditempuh. Sehebat apapun, sekuat apapun kalian melawannya, kalau sudah takdirnya seperti itu, sudah jalan nya seperti itu, tugas kita hanyalah menerima dengan ikhlas karena mungkin itu jalan yang terbaik untuk kalian.
     Kedua, STIKESMI kan swasta? Kenapa tidak perguruan tinggi lain yang negri saja?Apabedanya swasta dengan negri, saya rasa tidak ada. Kalau ada yang beranggapan kalau masuk negri cari kerja mudah, sedangkan swasta sulit, itu kebohongan besar. Jangan takut tidak mendapatkan pekerjaan, Allah kok yang mengatur rezekinya, kita tinggal berdo’a saja kepada sang pemilik rezekinya, asalkan kita mau berusaha pasti ada rizki yang akan kita dapatkan.
Terakhir, Kenapa harus STIKESMI?Saya balik tanya dulu, Kenapa harus perguruan tinggi lain?
Jadi sebenarnya semua sekolah tinggi itu sama, pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jadi saran saya dimanapun kaliah kuliah, itu kembali lagi kepada diri kalian masing-masing. Apakah kaliah sungguh-sungguh atau tidak melaksanakan kuliah tersebut. Buat apa kalian kuliah di perguruan tinggi yang bagus, kalau toh kalian tidak sungguh-sungguh dalam belajarnya.Lebih baik perguruan tinggi sederhana yeng selalu menghasilkan lulusan yang baik dan profesional dari pada perguruan tinggi yang bagus, tetapi menghasilkan lulusan yang tidak bermoral.
Itulah yang bisa saya ceritakan dari pengalaman kenapa saya ada di STIKESMI ini. Sebetulnya masih banyak yang ingin saya ceritakan setelah saya ada di STIKESMI, mungking di lain kesempatan saya akan bercerita lagi.
Sekian dari saya, terima kasih atas perhatiannya, mohon maaf apa bila banyak kesalahan dari kata-kata yang kurang berkenan maupun dari tulisan yang keliru.
Wassalamualaikum Wr. Wb.


Selasa, 24 September 2013