Minggu, 29 September 2013
My Destiny
“My
Destiny”
Assalamualaikum Wr. Wb.
Dengan menyebut asma Allah yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Alhamdulillah saya masih diberikan amanah untuk menjaga umur selama
19 tahun ini. Batapa ruginya jika umur kita ini dipergunakan untuk sesuatu yang
tidak bermanfaat. Karna sesungguhnya waktu yang kita miliki di dunia ini hanya
sebentar, sementara, takan abadi. Kadang waktu itu tidak terasa karena begitu
cepat berlalu, begitu juga dengan saya, tidak terasa sudah hampir tiga semester
saya kuliah di sini.
Oh iya, saya hampir lupa memperkenalkan diri. AGUNG HERDIANA
SETIAWAN, itulah nama yang diberikan orang tua kepada saya. Saya lahir di
SUKABUMI, 29 Juni 1994. Rumah saya bertempat di Kampung Cisalak Rt.19 Rw.007
Desa Kalapanunggal Kecamatan Kalapanunggal Kabupaten Sukabumi, yaaa sebenarnya
itu rumah orang tua saya. Sekarang saya kuliah di SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KOTA SUKABUMI (STIKESMI) jurusan S1 Keperawatan.
Setelah saya kuliah di STIKESMI, banyak sekali pertanyaan yang
menggentayangi diri saya tentang Kenapa saya bisa masuk STIKESMI? STIKESMI
kan swasta?Kenapa tidak perguruan tinggi lain yang negri saja?Kan masih banyak
perguruan tinggi yang lebih bagus dari STIKESMI? Kenapa harus STIKESMI?
Kenapa?? Kenapa yaa..? Tak henti-hentinya pertanyaan terus bermunculan,
hingga saya menemukan jawabannya.
Pertanyaan-pertanyaan di atas akan kalian temukan jawabannya
setelah kalian menyimak cerita dibawah. Sekarang saya ceritakan terlebih dahulu
perjalannya hingga saya bisa masuk STIKESMI. Kita Flashback dulu ke masa putih
abu saya. Saya bukan dari SMA, melainkan dari MAN yaitu MAN CIBADAK. Memang
agak jauh jaraknya dari rumah saya, yaa... sekitar satu jam lah. Singkat
cerita, saya masuk jurusan ipa. Setelah saya memasuki kelas 3 atau lebih
tepatnya XII IPA 2, disitulah mulai muncul pemikiran tentang masa depan
pendidikan saya, karena setelah saya lulus nanti dari MAN, saya ingin
melanjutkan pendidikan saya ke perguruan tinggi.
Ketika kami sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan untuk Ujian
Nasional dan ada juga yang sudah mempersiapkan diri untuk mencari institusi
mana yang akan mereka pilih. Sedangkan saya hanya bisa menyaksikan kesibukan
mereka yang sudah mulai memilih institusi yang mereka inginkan. Banyak juga
teman-teman saya yang mempersiapkan dirinya agar bisa mendapatkan beasiswa
untuk masuk ke perguruan tinggi negri maupun swasta. Hanya saya yang masih
terlilit oleh kebingungan-kebingungan yang melanda. Saya berkata kepada diri
saya sendiri. “Ayo cepat tentukanlah pilihanmu darisekarang, jangan sampai
tertinggal sama orang lain”. Mungkin saya terlalu lama berfikir atau apalah
itu. Kemudian saya bertanya pada diri sendiri. “Kamu punya bakat apa? Apa yang
kamu bisa?”. Kadang saya merasa sebagai multi talent yang segala bisa, tapi
saya pikir-pikir lagi ternyata masih terlalu jauh untuk bisa di sebut multi
talent. Kemudian sedikit tersirat dalam fikiranku saya mempunyai sedikit bakat,
mungkin kalau disebut bakat agak kurang cocok, lebih tepatnya sedikit
mengetahui tentang “art” dan “Teknologi(komputer)”. Nah setelah saya menemukan dua
bidang tadi, kebingungan saya sudah mulai berkurang karena saya berfikir ketika
saya lulus nanti, saya akan kuliah dengan jurusan antara dua bidang tadi.
Sekarang saya tinggal bilang sama orang tua saya, jikalau saya
kuliah saya akan mengambil salah satu dari ke dua bidang yang sudah saya
pikirkan. Alhamdulillah orang tua terutama ayah saya setuju-setuju saja kalau
saya memilih bidang “Teknologi (Komputer)”, namun ibu saya memberikan saran
agar saya memilih jurusan di bidang kesehatan dengan mengutarakan alasan-alasan
berikut contoh jikalau saya memilih bidang kesehatan. Memang saran ibu saya ini
hampir sejalan dengan cita-cita saya ketika masih kecil yaitu menjadi Dokter.
Tetapi bukan menjadi dokter yang ibu saya sarankan melainkan menjadi perawat
karena kalau untuk menjadi dokter tau sendiri lah, harus punya kemampuan yang
cukup dan biayanya pun tidak sedikit, mungkin itu alasanya mengapa tidak
memilih kedokteran, disamping alasan itu mungkin Allah swt belum mengijinkan,
karena saya yakin bahwa Allah swt lebih mengetahui apa yang terbaik untuk
hambanya.
Kembali ke sekolah saya MAN CIBADAK, teman-teman yang sudah
mempersiapkan matang-matang untuk masuk ke perguruan tinggi khususnya negri
sudah mulai melakukan pendaftaran dan memenuhi syarat-syaratnya. Sama halnya
teman-teman yang mendaftarkan diri untuk mendapatkan beasiswa di perguruan
tinggi. Setelah mereka mengikuti seleksi atau sering di sebut SNMPTN yang
sekarang berubah menjadi SBMPTN dan yang mengikuti seleksi untuk mendapatkan
beasiswa. Saya hanya bisa memberikan semangat pada mereka, walaupun sebenarnya
saya ingin seperti mereka. Alhasil, mereka yang mengikuti seleksi tersebut
sebagian besar mereka diterima diperguruan tinggi negri walaupun ada beberapa
orang yang gagal. Saya bangga pada teman-teman yang sudah diterima di perguruan
tinggi yang mereka inginkan, ada sedikit rasa iri ingin seperti mereka. Tatapi sekali
lagi saya berpikir itu bukan jalan saya, inilah jalan yang diberikan oleh Allah
swt untuk saya.
Sayapun terus maju mengikuti saran dari orang tua kepada saya
yaitu memilih jurusan Keperawatan. Setelah saya mencari-cari perguruan tinggi
mana yang akan saya pilih, konon katanya di kota Sukabumi ada Sekolah tinggi
yang ada jurusan Keperawatannya yaitu STIKESMI. Tanpa menunggu lama, saya
berunding lagi dengan orang tua, bagaimana kelanjutan rencana kuliah yang akan
saya pilih. Ternyata pikiran saya dengan orangtua sejalan, mereka menyuruh saya
untuk masuk ke Sekolah tinggi Kesehatan yang ada di sukabumi tiada lain tiada
bukan STIKESMI. Lagi-lagi saya berfikir mungkin Ini jalan yang Allah berikan lagi
untuk saya.
Ceritanya saya sudah melaksanakan Ujian Nasional, saya langsung
melakukan pendaftaran dengan ibu saya langsung mendatangi kampus STIKESMI
tersebut. Ya walaupun dalam hati kecil saya ada rasa sedikit terpaksa masuk ke
STIKESMI ini karena sebenarnya ini tidak sesuai dengan keinginan murni saya
sendiri, tapi saya mencoba menerimanya dengan lapang dada. Setelah sampai di
kampus STIKESMI yang beralamat di jalan Karamat, saya memasuki ruang
pendaftaran. Dan anehnya, saya ternyata pendaftar nomor satu, berarti belum ada
yang daftar sama sekali. Kelihatannya, seakan-akan saya paling ngebet untuk
masuk STIKESMI, padahal tidak seperti itu.
Beberapa Minggu kemudian, saya mengetahui bahwa ada beberapa
teman saya juga dari MAN CIBADAK yang mendaftar ke STIKESMI sebanyak empat
orang yang saya tau, tiga orang perempuan dan satu laki-laki. Padahal ke tiga
orang perempuan itu teman sekelas saya, yang laki-laki teman saya juga tapi
beda kelas.
Kemudian kami berlima datang lagi ke STIKESMI untuk melakukan
testing. Testing pun selesai dilaksanakan,kami berlima berharap semuanya lolos
dari testing tersebut. Namun fakta berkata lain, yang lolos hanya tiga orang
termasuk saya. Dua teman saya laki-laki dan perempuan, mereka kurang beruntung.
Padahal teman saya yang laki-laki itu dia ingin sekali masuk STIKESMI,di
banding dengan saya mungkin bisa dibilang setengah hati saya ingin masuk
STIKESMI. Tapi apa daya tangan tak sampai, keputusannya seperti itu dia tidak
bisa malakukan apa-apa lagi. Mungkin inilah yang namanya TAKDIR, jalah hidup
seseorang itu sudah ditentukan.
Karena
ketika saya lahir ke dunia ini, tak pernah terlintas sedikitpun dalam benak,
bahwa saya nanti akan kuliah di STIKESMI ini. Untuk yang kesekian kalinya saya
berfikir kembali, bahwa ini jalan terbaik yang allah berikan dan saya harus
menjalankannya dengan penuh rasa ikhlas, sabar, tawakal dan yang pasti kita
harus banyak-banyak bersyukur karena kita masih bisa melanjutkan sekolah ke
jenjang yang lebih tinggi, karena di luar sana masih banyak orang-orang yang
belum tentu seberuntung kita, jangankan untuk kuliah, untuk lulus SMP atau SMA
mereka tidak mampu, bahkan mungkin ada juga untuk lulus SD pun mereka
kesulitan.
Setelah
saya ceritakan semua ini, pertanyaan-pertanyaan di atas sudah sedikit terjawab
ya?. Saya tekankan lagi sekali lagi, sebenarnya pertanyaan-pertanyaan diatas
jawabannya simpel saja.
Pertama Kenapa saya bisa masuk STIKESMI?Jawaban
yang paling tepat adalah TAKDIR yang sudah Allah tentukan untuk saya, itulah
jalan yang harus ditempuh. Sehebat apapun, sekuat apapun kalian melawannya,
kalau sudah takdirnya seperti itu, sudah jalan nya seperti itu, tugas kita
hanyalah menerima dengan ikhlas karena mungkin itu jalan yang terbaik untuk
kalian.
Kedua, STIKESMI kan swasta? Kenapa tidak perguruan
tinggi lain yang negri saja?Apabedanya swasta dengan negri, saya rasa
tidak ada. Kalau ada yang beranggapan kalau masuk negri cari kerja mudah,
sedangkan swasta sulit, itu kebohongan besar. Jangan takut tidak mendapatkan
pekerjaan, Allah kok yang mengatur rezekinya, kita tinggal berdo’a saja kepada
sang pemilik rezekinya, asalkan kita mau berusaha pasti ada rizki yang akan
kita dapatkan.
Terakhir, Kenapa
harus STIKESMI?Saya balik tanya dulu, Kenapa harus perguruan tinggi
lain?
Jadi
sebenarnya semua sekolah tinggi itu sama, pasti memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Jadi saran saya dimanapun kaliah kuliah, itu
kembali lagi kepada diri kalian masing-masing. Apakah kaliah sungguh-sungguh
atau tidak melaksanakan kuliah tersebut. Buat apa kalian kuliah di perguruan
tinggi yang bagus, kalau toh kalian tidak sungguh-sungguh dalam
belajarnya.Lebih baik perguruan tinggi sederhana yeng selalu menghasilkan
lulusan yang baik dan profesional dari pada perguruan tinggi yang bagus, tetapi
menghasilkan lulusan yang tidak bermoral.
Itulah yang
bisa saya ceritakan dari pengalaman kenapa saya ada di STIKESMI ini. Sebetulnya
masih banyak yang ingin saya ceritakan setelah saya ada di STIKESMI, mungking
di lain kesempatan saya akan bercerita lagi.
Sekian dari
saya, terima kasih atas perhatiannya, mohon maaf apa bila banyak kesalahan dari
kata-kata yang kurang berkenan maupun dari tulisan yang keliru.
Langganan:
Komentar (Atom)